Seperti beras, dari padi menjadi beras memerlukan proses produksi yang sangat rumit dan memerlukan biaya tinggi dan hal ini juga tidak menjamin gizi dari beras tersebut sehingga biaya produksi dan hasil yang kurang memenuhi standart gizi menjadikan fenomena gizi buruk terus ada di Negara ini.
Pada masa lampau padi untuk menjadi beras untuk melepaskan kulitnya menggunakan alu, yang konon gizi dari beras itu masih terjamin walau warna beras tidak bersih, namun kandungan gizinya tinggi.
Teknologi alat penyelep yang memudahkan untuk memisahkan beras dengan kulitnya menjadikan teknologi ini banyak di gemari oleh produsen beras selain cepat beras yang dihasilkan bersih. Namun nilai gizi yang dikandungnya dapat berkurang.
Dampak negative ini semata-mata mengingatkan kita pada orang-orang pada masa lalu yang menggunakan alat tradisional yang dapat mempertahankan nilai gizi dari beras tersebut juga kita ketahui nilai social yang ada saat orang menubuk padi snagat tinggi karena menubuk padi memerlukan banyak orang, sehingga sisi social manusia tetap terjaga dan dapat mensyukuri nikmat yang telah di berikan karena perjuangan dari padi menjadi beras sangatlah berat. Semua teknologi mempunyai dampak negative maupun positif tergantung kita dapat memanfaatkan dan menggunakan dengan baik tanpa merugikan diri sendiri maupun orang lain
Konsep Alat penyelep padi
Beras di keringkan dengan bantuan matahari sebelum di selep, setelah kering beras di masukan di alat penyelep yang didalamnya ada alat pemisah kulit dan pengayak jadi beras yang bersih ke beras bersih kulit terbuang namun beras ini bener2 putih zat-zat gizi yang di kandung beras hamper 20 % hilang namun bersih tetap terjaga.